Sistem Endokrin DM (Diabetes Militus)

Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi. Diabetes mellitus (DM) dapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil ataupun berat badan yang menurun. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi kedokter dan diperiksa kadar glukosa darahnya.

Penyakit DM terkadang pula gambaran klinisnya tidak jelas, asimtomatik dan diabetes baru ditemukan pada saat pemeriksaan penyaringan atau pemeriksaan untuk penyakit lain. Dari sudut pasien diabetes mellitus sendiri, hal yang sering menyebabkan pasien datang berobat ke dokter dan kemudian didiagnosis sebagai diabetes mellitus dengan keluhan yaitu terjadi kelainan pada kulit seperti gatal-gatal, bisulan. Selain itu juga terjadi kelainan ginekologis seperti keputihan dan lain-lain.

Gejala-gejala pada DM merupakan akibat dari adanya ketidak seimbangan dalam metabolisme hidrat arang, protein, lemak dengan produksi ataupun fungsi horman insulin.

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindrom klinik yang terdiri dari peningkatan kadar gula darah, ekkresi gula melalui air seni dan gangguan mekanisme kerja hormon insulin. Kelainan tersebut timbul secara bertahap dan bersifat menahun.

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) ini terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir. Gizi juga dapat menunjukkan peranannya dalam terjadinya Diabetes Mellitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf kesejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan manifestasi DM, terutama pada mereka yang memang dilahrikan dengan bakat tersebut. Pada keadaan yang demikian gejala DM dapat di atasi dengan pengaturan kembali keseimbangan metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan.

 

 

II. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. untuk mengetahui anatomi dan fungsi kelenjar pankreas.

2. untuk mengetahui mekanisme dan umpan balik hormon dari kelenjar pankreas

3. untuk mengetahui peranan pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa

4. untuk mengetahui metabolisme glukosa dalam tubuh

5. untuk mengetahui pathofisiologi Diabetes Melitus

6. untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Diabetes melitus

7. untuk mengetahui diet untuk pasien dengan  Diabetes Melitus I,II,III dan implikasi dalam keprawatan.

8. untuk mengetahui farmakologi anti Diabetes, hormon insulin dan implikasi keperawatan.

9. untuk mengetahui  penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus.

 

III. MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1. dapat mengetahui anatomi dan fungsi kelenjar pankreas.

2. dapat mengetahui mekanisme dan umpan balik hormon dari kelenjar pankreas

3. dapat mengetahui peranan pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa

4. dapat  mengetahui metabolisme glukosa dalam tubuh

5. dapat mengetahui pathofisiologi Diabetes Melitus

6. dapat mengetahui pemeriksaan diagnostik Diabetes melitus

7. dapat  mengetahui diet untuk pasien dengan  Diabetes Melitus I,II,III dan implikasi dalam keperawatan.

8. dapat  mengetahui farmakologi anti Diabetes, hormon insulin dan implikasi keperawatan.

9. dapat  mengetahui  penatalaksanaan pasien dengan Diabetes Melitus.

10. dapat membuat asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan DM

  1. Jelaskan anatomi dan fungsi kelenjar pankreas

Anatomi dan Fisiologi Pankreas

Pankreas adalah suatu organ yang terbentang secara horizontal dari duodenum sampai limpa, pada Vertebra I dan II di belakang lambung, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah dan terletak retroperitoneal dalam abdomen bagian atas dengan panjang sekitar 10 – 20 cm dan lebar 2,5 – 5 cm, dengan berat rata-rata 60 – 90 gram. Pankreas terdiri dari 3 bagian, yaitu:

a.       Kepala Pankreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lengkungan duodenum yang melingkarinya

b.      Badan Pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini yang terletak di belakang lambung   dan di depan vertebra lumbalis pertama.

c.       Ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing terletak disebelah kiri dan menyentuh    limpa.
Pankreas terdiri atas 2 jenis jaringan utama, yaitu :

a.       Asini, yang mensekresi getah pencernaan ke dalam duodenum

b.      Pulau langerhans, yang tidak mengeluarkan getahnya namun mensekresi insulin dan glucagon langsung ke dalam darah.

Pulau langerhans tersebar di seluruh pankreas dan mempunyai berat 1 – 3 % dari total berat pankreas. Pada orang dewasa pulau-pulau langerhans berjumlah 1 – 2 juta buah yang terdiri dari:

§  Sel-sel alfa (20-40 %) yang mensekresi glucagon,  memproduksi glikagon yang manjadi faktor        hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.

§  Sel-sel beta (60-80 %) yang mensekresi insulin

§  Sel-sel delta (5-15 %) yang mensekresi somatostatin

§  Sel-sel F (1 %) yang mensekresi peptida pancreas

Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang  normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh  dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

Pankreas memiliki 2 fungsi penting yaitu :
a. Fungsi eksokrin

Pankreas berfungsi untuk mensekresi enzim-enzim pencernaan ketiga jenis makanan utama      yaitu karbohidrat, lemak dan protein melalui saluran ke duodenum
b. Fungsi Endokrin
Pankreas berfungsi untuk mengatur sistem endokrin melalui mekanisme pengaturan gula darah.

 

  1. Jelaskan mekanisme umpan balik hormon dari kelenjar pankreas!

Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.

Keterangan

  1. Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yang sangat penting yaitu bila glukosa darah meningkat ke konsentrasi sangat tinggi setelah makan dan kecepatan sekresi insulin juga meningkat, sebanyak 2/3 glukosa yang diabsorpsi dari usus hampir segera disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Kemudian, selama jam berikutnya jika konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi insullin turun hati melepaskan glukosa kembalike dalam darah.
  2. Fungsi insulin dan glukagon sebagai sistem umpan balik terpisah dan penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang normal. Jika konsentrasi meningkat sampai kadar yang sangat tinggi maka insulin disekresikan sebaliknya insulin menyebabkan konsentrasi glukosa darah menurun ke arah normal. Sebaliknya penurunan glukosa darah merangsang sekresi glukagon kemudian glukagon berfungsi dalam arah sebaliknya untuk meningkatkan glukosa ke arah normal.
  3. Pada hipoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah atas hipotalamus merangsang susunan saraf simpatis sebaliknya epinefrine yang disekresi oleh kelenjar adrenal, masih menyebabkan pelepasan glukosa lebih lanjut dari hati.
  4. Hormon pertumbuhan (STH dan ACTH) dan kortisol disekresikan dalam respon terhadap hipoglikemia yang berkepanjangan dan mereka menurunkan kecepatan penggunaan glukosa oleh bagian terbesar sel-sel tubuh
  5. Jelaskan peranan pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa

Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk, termasuk gula sederhana atau monosakarida, dan unit kimia yang kompleks, seperti disakarida dan polisakarida. Karbohidrat yang sudah ditelan akan dicerna menjadi monosakarida dan diabsorbsi, terutama dalam duodenum dan jejunum proksimal. Sesudah diabsorbsi, kadar glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya akan kembali lagi ke kadar semula. Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar bergantung pada hati yang :

1.      mengekstraksi glukosa

2.      menyintesis glikogen

3.      melakukan glukogenolisis

Dalam jumlah yang lebih sedikit, jaringan perifer otot dan adiposa juga dipergunakan ekstrak glukosa sebagai sumber energi sehingga jaringan-jaringan ini ikut berperan dalam mempertahankan kadar glukosa darah.

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati yang digunakan oleh jaringan-jaringan perifer bergantung pada keseimbangan fisiologis beberapa hormon yaitu:

1.      hormon yang merendahkan kadar glukosa darah

2.      hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah

Insulin merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah, dibentuk oleh sel-sel beta beta pulau Lengerhans pankreas. Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah, antara lain:

1.      glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau Lengerhans

2.      epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin lain

3.      glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal

4.      growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.

Glukagon, epinefrin, glukokortikoid dan growth hormon, membentuk suatu pelawan mekanisme regulator yang mencegah timbulnya hipoglikemia akibat pengaruh insulin.

 

  1. Jelaskan metabolisme glukosa dalam tubuh

Karbohidrat (dengan bantuan enzim amilase)

Monosakarida(glukosa)

Glukosa dalam darah

Sebagian disimpan di dalam hati dan otot2 tulang sbg glikogen (menghendaki kerja insulin)

Digunakan saat aktivitas otot dan diisi kembali dengan glukosa darah

Proses pembakaran

CO2 sbg hsl buangan, diekskresikan mll : paru2 (air,CO2),kulit (keringat), ginjal (urine)

Kelebihannya

Disimpan sebagai lemak,  BB

  • Jika kadar glukosa darah dalam batas normal ® sebagian besar jaringan menggunakan glukosa sebagai sumber energi.
  • Kelebihan glukosa akan disimpan sebagai glikogen. Sintesis glikogen dari glukosa disebut glikogenesis.
  • Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan glukosa yang lain diubah menjadi lemak (lipogenesis).
  • Jika kadar glukosa darah turun, tubuh mengubah glikogen kembali menjadi glukosa (glikogenolisis)
  • Dengan menyeimbangkan metabolisme oksidatif, sintesis glikogen, pemecahan glikogen, dan sintesis lemak, tubuh dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal.
  • Jika homeostasis gagal dan glukosa darah melebihi kadar kritis (pada diabetes mellitus), kelebihan glukosa akan diekskresi dalam urin.
  • Ekskresi glukosa dalam urin hanya terjadi jika ambang ginjal untuk reabsorbsi glukosa terlampaui.

 

  1. Jelaskan patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus

  1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemi) dan kadar gula yang tinggi pula dalam air seni (glukosuria). Penyakit Diabetes Mellitus biasanya herediter (menurun) dan merupakan penyakit metabolik sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin efektif yang merubah gula darah menjadi gula otot (glikogen).

Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolik kronik yang banyak ditemukan dalam masyarakat dan dihadapi pada pelayanan kesehatan

 

  1. Macam – macam Diabetes mellitus

 

  1.     i.      IDDM (insulin Dependent Diabetes Melitus)

Terjadi karena kerusakan sel β pancreas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan timbulnya Diabetes Melitus. Umumnya terjadi pada usia kurang dari 40 tahun dan timbul pada orang secara genetic rentan. Yaitu defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel langerhans yang berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulitis fenomena autoimun (cenderung ketosis dan terjadi pada semua usia muda). Kelainan ini terjadi karena kelainan kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian merusak sel-sel pulau langerhans di pangkreas. Kelainan ini berdampak pada penurunan produksi insulin.

 

  1.   ii.      NDDM (NonInsulin Dependent Diabetes Melitus0

Terjadi karenapenurunan kemampuaninsulin bekerja di jaringan perifer dan disfungsi sel β akibatnya pancreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkonsumsi insulin yang berat. Umumnya terjadi karena kegemukan dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecendrungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stres.

 

 

  1. Etiologi

 

 

Diabetes Melitus tipe 1:

 

  • Faktor genetic

Factor ini berperan sebagai pembawaan dalam satu keluarga. Diabetes dapt menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes melitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi insulin. tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

 

  • Factor imunologi

Kerusakan sel β menyebabkan penurunan antybody sel sehingga produksi insulin menurun. Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan

 

  • Factor lingkungan seperti virus

Infeksi dapat timbul pada anak-anak menyebabkan DM bila menyerang sel β pancreas. Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.

 

Diabetes Melitus tipe 2

  • Usia

Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun dengan cepat pada usia 40 tahun. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.

  • Gaya Hidup Stres

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak serta gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan pada kerja pankreas. Beban pangkreas yang berat akan berdampak pada penurunan insulin.

  • Pola Makan yang Salah

Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan resiko diabetes. Malnutrisi dapat merusak pankreas sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperanan pada ketidakstabilan kerja pankreas.

  • Obesitas

Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan berpengaruh pada penurunan hormon insulin.

  • Hormon

 

Hormone – hormone dalam peredaraan darah yang mengganggu kerja insulin adalah GH, tyroid, eprinepin, cerfisol, dan glucagon

  1. Tanda dan Gejala

Gejala klasik diabetes melitus adalah poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum) dan polifagi (banyak makan). Gejala ini boleh kembang;kan sungguh puasa diset dicetak 1, terutama sekali di anak-anak ( bulan atau minggu) tetapi mungkin sulit dipisahkan atau dengan sepenuhnya absen & & mdash; seperti halnya mengembang;kan jauh lebih pelan-pelan & mdash; diset dicetak 2. Diset dicetak 1 [di/ke] sana boleh juga jadilah kerugian berat/beban ( di samping normal atau yang ditingkatkan makan) dan kelelahan yang tidak dapat diperkecil lagi. Gejala ini boleh juga menjelma diset dicetak 2 kencing manis di pasien kencing manis siapa adalah dengan kurang baik dikendalikan.

·      Poliuri

Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke urine. Jika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

  • Polidipsi

Akibat poliuri maka penderita merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi).

·      Polifagi

Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

  • Obat

Obat yang dapat menaikkan kadar gula darah adalah diuretic, corticosteroid alat kontrasepsi, gura zelidin, dan obat tyroid extract

 

 

  1. Jelaskan pemeriksaan diagnostik Diabetes Melitus!
  • Glukosa darah sewaktu
  •  Kadar glukosa darah puasa
  • Tes toleransi glukosa
  • Hemoglobin glikosilasi : pada saat gula darah meningkat, sel-sel glukosa disambung dengan Hb (disatukan) waktu biasanya 2-4 bulan
  • Pemeriksaan insulin untuk glukosa
  • Pemeriksaan urine untuk keton
  • Pemantauan kadar glukosa darah mandiri

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1.  Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2.  Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3.  Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/d

 

 

 

 

 

Tabel: Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).[2] Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu:      
Plasma vena <110 110 – 199 >200
Darah kapiler <90 90 – 199 >200
Kadar glukosa darah puasa:      
Plasma vena <110 110 – 125 >126
Darah kapiler <90 90 – 109 >110

 

  1. Jelaskan diet untuk DM: DM I, DM II, dan implikasi keperawatannya!
Macam Diet I II III IV V VI VII VIII
Energi (kal) 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Protein (gr) 50 55 60 65 70 80 85 90
Lemak (gr) 30 35 40 45 50 55 65 65
Hidrataran (gr) 160 195 225 260 300 325 350 390

 

 

 

 

Diet I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita yang mempunyai berat badan normal
Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita yang kurus, diabetes remaja atau juvenille diabetes serta diabetes dengan komplikasi.

           

Diet

1.      karbohidrat berserat : sayuran, buah segar

2.      bawang merah dan bawang putih : menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah

3.      berdasarkan jumlah kalori

§  BB x 30

§  Wanita : (BBIx25 kalori) + 20% untuk aktivitas

§  Pria : (BBIx30 kalori) + 20% untuk aktivitas

4.      kalori, lemak, makanan yang mengandung gula dikurangi

5.      ada rumus sendiri jika pasien mengalami komplikasi/sedang hamil/puasa

 

Jenis makanan yang dianjurkan :

ú  Sumber karbohidrat komplek sperti nasi, kentang, roti, mie, singkong, dan sagu

ú  Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,tempe,tahu,dan kacang-kacangan

ú  Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yg mudah dicerna, makanan terutama diolah dg cara dipanggang, dikukus, direbus dan dibakar

Makanan yg dihindari :

ú  Mengandung banyak gula sederhana seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-buahan yg diawetkan dg gula, susu kental manis, minuman botol ringan dan eskrim,kue-kue manis, dodol,cake

ú  Mengandung banyak lemak seperti makanan siap saji, goreng-gorengan, mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asindan makanan yg diawetkan

Perencanaan Makan

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak sesuai dengn kecukupan gizi baik sebagai berikut

Karbohidrat 60-70%

Protein 10-15%

Lemak 20-25%

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, usia, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan BB idaman/ideal. Untuk penentuan status gizi dipakai Body Massa Index (IMT)

Rumus :

IMT = BB (Kg) : TB (m2)

IMT normal wanita = 18,5-22,9

IMT normal pria = 20-24,9

Untuk kepentingan klinik praktis dan penghitungan jumlah kalori,penentuan status gizi memanfaatkan rumus broca,yaitu :

BB Idaman = (TB – 100) – 10%

Status gizi

–          BB kurang = < 90% BB idaman

–          BB normal =  90 – 110% BB idaman

–          BB lebih = 110 – 120% BB idaman

–          Gemuk = >120% Bbidaman

 

 

  1. Jelaskan farmakologi anti diabet, hormon insulin, dan implikasi keperawatannya!

Obat Anti Diabetes (OAD) atau Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang berfungsi   untuk merangsang kerja pankreas untuk mensekresi insulin.

Yang Termasuk Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

§  Golongan Sulfonylurea.

§  Golongan Biguanid.

§  Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase.

§  Golongan Insulin Sensitizing.

Suntikan insulin. Pasien yang mendapat pengobatan insulin waktu makanannya harus teratur dan disesuaikan dengan waktu pemberian insulinnya. Makan selingan diberikan untuk mencegah hipoglikemia (Perkeni, 1998).

 

  1. Jelaskan penatalaksaan DM: suntik insulin!

Insulin

Dari sekian banyak jenis insulin, untuk praktisnya hanya 3 jenis yang penting menurut cara kerjanya yakni menurut Junadi, 1982, diantaranya adalah:

  1. Yang kerjanya cepat: RI (Regular insulin) dengan masa kerja 2-4jam contoh obatnya: Actrapid.
  2. Yang kerjanya sedang: NPN, dengan masa kerja 6-12jam.
  3. Yang kerjanya lambat: PZI (protamme Zinc Insulin) masa kerjanya 18-24jam.

 

Untuk pasien yang pertama kali akan dapat insulin, sebaiknya selalu dimulai dengan dosis rendah (8-20 unit) disesuaikan dengan reduksi urine dan glukosa darah.

Selalu dimulai dengan RI, diberikan 3 kali (misalnya 3 x 8 unit) yang disuntikkan subkutan ½ jam sebelum makan. Jika masih kurang dosis dinaikkan sebanyak 4 unit per tiap suntikan. Setelah keadaan stabil RI dapat diganti dengan insulin kerja sedang atau lama PZI mempunyai efek maksimum setelah penyuntikan.

PZI disuntik 1/4 jam sebelum makan pagi dengan dosis 2/3 dari dosis total RI sehari. Dapat pula diberikan kombinasi RI dengan PZI diberikan sekali sehari. Misalnya semula diberikan RI 3 x 20 unit dapat diganti dengan pemberian RI 20 unit dan PZI 30 unit.

 

 

 

 

  1. Jelaskan askep DM!

Kasus :

Tn. Aris 58 th dating ke RS dgn KU : sakit berat, kesadaran : somnolent. Dari hasil pengkajian didapat data: pasien sesak nafas, nafas kusmaul, nafas bau aceton, hasil TTV, S: 37o C, N: 90, RR: 40, TD: 90/60, GDS: 380, BB: 60kg, TB: 150cm. Hasil lab BGA: PCO2: 50, PH: 7,2 HCO3: 18 HBA1C: 7 SaO2: 93% chol: 250 HDL: 60, albumin: 3,0 Na: 125 Kalium: 3,0 Klorida: 90, pada hasil lab urine glukosa positif, urine protein: 35, keton: 7, reduksi urine: +3, terpasang O2 masker  7 liter. Pasien tampak lemah dan kelelahan, punya riwayat DM, tidak punya riwayat penyakit pancreas. Pasien sudah 5 hari dirawat di RS, hasil pengkajian terakhir: ku sakit sedang, kesadarn cm, pasien mengeluh sesak nafas berkurang, mual, muntah, nyeri abdomen, gatal-gatal pada kulit, mata kabur, pada ibu jari kaki terdapat ulcus kehitaman, terpasang O2 nasal 3 lt, SaO2 96%, S: 36, N: 88, RR: 30, TD: 100/60, jumlah urine 3000cc, hasil GDS: 290, pasien punya kebiasaan olah raga senam lansia, pasien mendapat diet DM. Pasien mendapat injeksi Hum N 4 unit jam 20.00, terapi oral amaryl 1x1mg pagi, injeksi ca gliconas 1x10mg.

 

KATA SUKAR :

  • Nafas kusmaull: cepat dan dangkal
  • Nafas bau aseton: nafas berbau seperti buah-buahan/manis/aroma terapi
  • Ulcus: kerusakan lokal permukaan organ/jaringan ditimbulkan oleh terkelupasnya jar. Nekrotik radang
  • HBA1C : pemeriksaan untuk mengetahui glukosa dalam tubuh seseorang <3bln yang lalu
  • HDL : lipoprotein densitas tinggi
  • GDS : gula darah sewaktu
  • Somnolent : kesadaran dimana mudah tertidur walau diajak bicara

 

PENGKAJIAN

DS  :

–          Pasien mengeluh sesak nafas berkurang

–          Pasien mengeluh mual,muntah

–          Pasien mengeluh nyeri abdomen

–          Pasin mengeluh gatal – gatal pada kulit

–          Pasien mengeluh mata kabur

–          Pasien mengatakan punya kebiasaan senam lansia

–          Pasien mengatakan punya riwayat DM, tidak punya riwayat penyakit pancreas

DO :

 

–          KU, sakit sedang

–          Kesadaran CM

–          Kulit kering

–          Pada ibu jari kaki terdapat ulkus kehitaman

–          Terpasang 02 nasal 3 liter

–          Sa02 : 96 %

–          S : 36 derajat celcius

–          N: 88 X/ menit

–          RR : 30 X / menit

–          TD : 100 / 60 X/menit

–          GDS : 290

–          URIN : 3000 CC

–          Pasien dapat diit DM

–          Injeksi Hum N 4 unit jam 20.00

–          Terapi oral amaril 1×1 mg pagi

–          Injeksi Ca gluconas 1x 10 mg

 

ANALISA DATA

DATA PROBLEM ETIOLOGI

 

 

 

   
DS :

–          Pasien mengeluh sesak nafas

–          Pasien mengeluh mual,muntah

–          Pasien mengeluh nyeri abdomen

 

DO :

–          SaO2 96%

–          Nadi 88x/m

–          RR 30x/m

–          Hasil BGA

PCO2 50,

Ph 7,2

HCO3 18

HBA1C  7

 

-Kulit kering

Perfusi jaringa serebral, kardiopulmonal, Gastrointestinal, perifer  tidak efektif Aliran arteri terhambat
 

DS :

–          Pasien mengatakan gatal pada kulit

DO:

–          Ibu jari kaki terdapat ulkus kehitaman

Resiko infeksi Pertahanan primer tidak adekuat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

     

 

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Perfusi jaringan gastrointestinal berhubungan dengan aliran arteri terhambat ditandai dengan Pasien mengeluh sesak nafas,pasien mengeluh mual,muntah,pasien mengeluh nyeri abdomen

SaO2 96%,Nadi 88x/m,RR 30x/m,Hasil BGA :  PCO2  50,Ph 7,2,HCO3 18 ,HBA1C  7,Kulit kering.

 

2.Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

 

 

INTERVENSI

Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional
Perfusi jaringan serebral, kardiopulmonal,  gastrointestinal, perifer teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5×24 jam dengan kriteria hasil:

–          Pasien tidak sesak nafas

–          Pasien tidak mual, muntah

–          Nyeri abdomen berkurang

–          Kulit tidak kering.

–          Hasil AGD:

PCO2 normal ( 35,0-45,0)

HCO3 normal  (21,0-28,0)

–          RR 16-20X/menit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.Resiko Infeksi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam,dengan kriteria hasil:

1.pasien tidak merasa gatal lagi

2.ulkus kehitaman di ibu jari berkurang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.      Monitor TTV (SpO2, RR)

 

 

 

2.      Monitor kesadaran pasien

 

 

3.      Monitor hasil lab: AGD

 

 

 

 

4.      Beri posisi semi fowler

 

 

 

5.      Beri makan sedikit tapi sering

 

 

 

 

6.      Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam

 

 

 

7.      Lanjutkan pemberian terapi O2  3 liter

 

8.      Lanjutkan injeksi Hum N 4 unit jam 20.00, terapi oral amaryl 1x1mg pagi, injeksi ca gliconas 1x10mg.

 

 

 

1.monitor TTV (Suhu)

 

2.monitor luka pasien

 

3.monitor tanda-tanda terjadinya  infeksi

4.rawat luka pasien

5.kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik

 

 

Dengan memonitor SpO2 dan RR pasien, dapat mengetahui perkembangan SpO2 dan RR pasien. Sehingga perawat dapat menentukan tindakan selanjutnya.

Apabila suplai O2 di dalam otak berkurang, maka dapat mempengaruhi kesadaran pasien.

Mengetahui perkembangan keseimbangan asam basa pasien.

 

 

 

 

Dengan diberikan posisi semi fowler dapat mempermudahkan O2  yang masuk dalam tubuh dan mempermudah kerja paru.

 

Dengan diberikan makan sedikit tapi sering, maka dapat mencegah terjadinya mual muntah dan dapat menambah asuhan nutrisi pasien.

 

Dengan diberikan teknik relaksasi nafas dalam dapat mengalihkan pikiran pasien dari rasa nyerinya, sehingga pasien dapat lebih rileks.

 

Mempertahankan oksigenasi dalam tubuh pasien, sehingga pasien tidak merasa sesak nafas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.apabila suhu meningkat tanda tanda terjadinya infeksi

 

2.mengetahui keadaan luka pasien

3.mengetahui adanya peradangan atau tidak pada luka

4.menghindari terjadinya infeksi

5.menghindari terjadinya infeksi

 

 

 

 

 

  1. Jelaskan SOP ketrampilan memberikan suntik insulin!

TUJUAN : mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus

PERSIAPAN ALAT : spuit insulin,vial insulin,kapas + alcohol 70% ,sarung tangan bersih ,daftar obat pasien,spuit insulin

FASE ORENTASI : memberi salam ,memperkenalkan diri ,menjelaskan tujun tindakan ,menjelaskan langkah prosedur ,menanyakan kesiapan pasien

FASE KERJA : 1mencuci tangan,2mengambil vial insulin dan hisap dengan spuit insulin sebanyak dosis yang diperlukan untuk klien,3memilih lokasi penusukan,4memeriksa apakah di permukaan kulitnya terdapat kebiruan ,inflamasi, edema,5memindah tempat /lokasi penyuntikan inulin dengan melihat catatan perawat sebelumnya,6 mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol .dimulai dari bagian tengah area penusukan dan bergerak kea rah dalam keluar secara sirkular kurang lebih 5 cm,7 mecubit kulit tempat area penyuntikan dengan tangan yang tidak dominant.Dengan tangan yang dominan ,suntik insulin dengan pelan dan lembut dengan tegak lurus ,8 mencabut jarum dengan cepat ,tidak boleh di masase,hanya dilakukan penekanan pada area penyuntikan dengan kapas alcohol,9 membuang spuit ke tempat yang ditentukan dalam keadaan jarum sudah ditutup dengan cap-nya

FASE TERMINASI : merapikan pasien,mengevaluasi ,menyampaikan recana tindak lanjut,berpamitan ,merapikan alat ,mencuci tangan

 

  1. Jelaskan Pendidikan kesehatan : perawatan kaki diabet (senam kaki, perawatan kuku) dan diit DM!

1. Pengertian

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986)

Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi. (www.diabetesmelitus.com)

 

2. Tujuan

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Memperkuat otot-otot kecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

3. Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.

b. Kontraindikasi

1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.

2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.

4. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan

a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien

b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan

c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)

d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)

5. Diagnosa Keperawatan yang Berkaitan dengan Tindakan

a. Resiko intoleran aktivitas b.d tirah baring, kelemahan

b. Resiko kerusakan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi darah, hambatan mobilitas fisik

6. Implementasi

a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk), hanskun.

b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki

c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga privacy pasien

d. Prosedur Pelaksanaan :

1) Perawat cuci tangan

2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai

3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

4) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

8) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.

9) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

10) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.

11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

 

 

 

12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja

 

 

 

· Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.

· Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki

· Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.

 

· Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola

7. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan

a. Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki

b. Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki

c. Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara mandiri

8. Dokumentasi Tindakan

a. Respon klien

b. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur

c. Kemampuan klien melakukan senam kaki

 

  1. Jelaskan SOP ketrampilan cek GDS, reduksi urine.

Prinsip: glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau → merah

* Tujuan: menentukan adanya glukose dalam urine

* Persiapan px:

* Dilarang minum obat vit.C, salisilat, sterptomisin → memberi hasil positif palsu

Alat yang digunakan:

1. Tabung reaksi

2. Pipet

3. Lampu spiritus

4. Penjepit tabung

5. Reagen:

6. Fehling

7. Benedict

Cara pemeriksaan (Metode Benedict):

* Masukan 2,5cc reagen benedict kedlm tabung reaksi

* Tambahkan urine 4 tetes

* Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api spiritus 2 menit, jaga jangan     sampai mendidih

* Angkat tabung dan baca hasilnya

 

Hasil:

1. Negatif : tetap biru atau kehijauan

2. Positif: hijau kekuningan keruh

3. Positif: kuning keruh

4. Positif: Jingga atau lumpur keruh

5. Positif : Merah bata keruh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikmia kronik disertai berbagai kelainan metabolis akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. Penyebab diabetes yang utama adalah kurangnya produksi insulin (DM tipe I) atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (DM tipe II). Gejala diabetes tipe I munsul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelalaian genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Sedangkan, gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas.

Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh bagian tubuh (angiopati diabetic). Untuk kemudahan, angiopetik diabetic dibagi 2:

  1. Mikrovaskular terdiri dari gunjal dan mata.
  2. Makrovaskular terdiri dari jantung koroner, pembuluh darah kaki, dan pembuluh darah otak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar pustaka :

Moore countney,mary.1997.patofisiologi

Jakarta : EGC

Soedibyo,1996.penyakit.jakarta.PT.Geamedia anggota IKPAI

Http//www.wikipedia.com//08766//diabetesmelitus II.

Leave a comment